Selamat Tahun Baru (Sunda) ♥

Thursday, November 3, 2011

Pagi ini saat membuka timeline twitter, ditengah hingar bingar kicauan selamat pagi beserta salam-salam, motivasi pagi, dan ungkapan mengantuk di pagi hari dari beberapa teman yang saya follow, saya membaca sebuah twit menarik yang ditulis seorang sahabat yang berprofesi sebagai dosen ilmu sosial dan ilmu politik.

Isi twit-nya: Wilujeng taun baru Sunda 1948, mugia dina taun ieu pinuh ku berkah, pinuh ku samanget keur kabeh urang Sunda. (kira-kira artinya: Selamat tahun baru Sunda 1948, semoga tahun ini penuh berkah dan semangat untuk seluruh orang Sunda)

Teman-teman yang mengaku orang Sunda, tahukah kalian jika hari ini 4 november 2011 bertepatan dengan 1 Kartika 1948 yang diperingati sebagai tahun baru pada kalender Sunda? Tidak perlu berkecil hati bila belum tahu. Karena saya juga, yang termasuk orang sunda, karena lahir di Sukabumi dari ibu bersuku bangsa sunda dan dibesarkan dalam lingkungan dan budaya sunda yang kental, baru menyadarinya setelah membaca twit teman saya itu.


Kalender sunda atau Kala Sunda memang sudah sangat jarang yang memakainya, bahkan mungkin yang mengetahuinya juga hanya segelintir orang saja. Kala Sunda memulai perhitungannya sejak tahun 122 Masehi. Kalender ini termasuk dalam penanggalan lunar yang didasarkan pada perhitungan rotasi bulan.mengelilingi bumi sama seperti kalender Jawa dan Hijriyah, dimana satu tahunnya adalah 12 kali bulan mengelilingi bumi.

Jika kalender Masehi menggunakan nama Januari sebagai awal tahun, Kala Sunda menamainya Kartika. Sedangkan Desember sebagai nama bulan terakhir dalam kalender Masehi, dalam kalender Sunda disebut Asuji. Berikut ini nama lengkap 12 bulan dalam kalender Sunda: Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, dan Asuji.

Dalam satu bulan kala Sunda, sama seperti penanggalan lunar lainnya, jumlah hari ada yang 29 hari dan 30 hari. Dan tanggal 1 ditetapkan saat bulan berwujud setengah lingkaran (half moon).

Sedangkan penamaan hari dalam kalender Sunda dibagi menjadi dua jenis: 7 hari dalam sepekan (saptawarna) dan 5 hari dalam sepekan yang digunakan sebagai hari pasaran (pancawarna). Berikut nama-nama hari saptawarna dalam kalender Sunda: Radite (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Buda (Rabu), Respati (Kamis), Sukra (Jumat), dan Tumpek (Sabtu). Sedangkan nama-nama hari pancawarna sama dengan kalender Jawa, hanya saja berselisih dua hari urutannya, antara lain: Manis, Pahing, Pon, Wage, dan Kaliwon.

Indonesia memang telah memiliki kalender nasionalnya sendiri yang didasarkan pada penanggalan Masehi. Tetapi tidak ada salahnya bagi teman-teman sesama orang Sunda ataupun diluar suku bangsa Sunda untuk membuka wawasan dengan mengetahui sekilas tentang penanggalan Sunda yang sama seperti budaya Sunda atau budaya daerah lainnya, kini sedikit demi sedikit semakin terlupakan oleh adanya perkembangan zaman. Agar pada akhirnya kita dapat menanamkan kecintaan lebih mendalam terhadap keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Wilujeng mapag taun enggal 1948 caka sunda..  ^^

Aku Selalu Menyukai Hujan

Sunday, October 23, 2011

♥
Aku selalu menyukai hujan..
Beningnya.. Lembutnya.. dan gerimis kecil yang mendahuluinya..
Aku selalu menyukai hujan..
Suaranya.. Iramanya.. dan anak-anak yang menari riang dibawahnya..
Aku selalu menyukai hujan..
Teduhnya.. Heningnya.. dan segar wangi pagi setelahnya..
Aku selalu menyukai hujan..
Rintiknya.. Sentuhannya.. juga secangkir coklat hangat yang menemaniku saat menikmatinya..
Memandangi kembali wajahmu diantara jatuh tetesannya..
dan merasakan lagi hangatmu diantara kesejukannya..
Aku akan selalu menyukai hujan..
dengan segala cerita tentang kita yang selalu berulang dihadirkannya..

-Shirley Yulianti Darliana-

Pernak-pernik Mudik (2) : Jawa ngoko, Kromo inggil, Sunda kasar, Sunda lemes.. Bahasa Universal!

Saturday, September 10, 2011

Dari Indramayu saat menuju Bandung, kami sempatkan mampir sebentar di kota tetangga dengan budaya yang persis sama, Cirebon. Di kota udang ini, saya mencicipi makanan khas yang bernama Empal Gentong. Olahan daging sapi yang bentuknya mirip dengan gulai tapi kuahnya berwarna kuning seperti soto. Saya ditemani seorang teman yang berasal dari Cirebon, bernama Eva.


Dari penjelasannya saya jadi tahu bahwa sepanjang jalan di desa Sukatani temat tinggalnya, merupakan area berjualan makanan khas Cirebon itu. Yang paling terkenal adalah Empal gentong mang darmo yang katanya memiliki hampir 10 cabang. Saat dicicipi, rasanya memang sangat lezat, penuh rempah tradisional yang semakin menambah citarasa. 

Setelahnya, saya dan keluarga melanjutkan perjalanan melewati kota-kota berikutnya seperti Majalengka dan Sumedang. Di kota Sumedang, perjalanan sedikit terhambat karena macet. Waktu tempuh dari Cirebon ke Bandung, yang umumnya memakan waktu 3 jam, bertambah hingga 10jam. Untungnya sejak awal Ayah sudah mempersiapkan menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk saat mudik, termasuk kemacetan.

Sampai di kota Bandung, segala kelelahan terbayar oleh cuaca dingin dan segar yang menjadi ciri khas kota itu. Kami tinggal sejenak disana untuk berkeliling ke sanak famili sambil mencicipi makanan khas seperti mie kocok bandung, Iga bakar dan masakan lainnya, serta membeli oleh-oleh. Karena kebetulan kekasih saya juga tinggal di kota itu, maka memberi kesempatan juga untuk saya bertemu sebentar dengannya. Satu hari yang sibuk tetapi menyenangkan membuat saya dan keluarga siap untuk melanjutkan kembali perjalanan menuju Sukabumi

Perjalanan menuju Sukabumi ternyata sangat lancar tanpa ada kemacetan yang berarti. Jarak tempuh 3jam berlalu tanpa hambatan. Di kota yang wilayahnya cukup luas itu, kami bertemu dengan seluruh keluarga dari Ibu, yang seperti bisa selalu terlihat ramah. Kebetulan kami mengadakan acara makan siang bersama yang membuat seluruh paman, bibi,uwak dan sepupu berkumpul dalam suasana kekeluargaan yang penuh canda dan tawa.

Kami juga menyematkan berkunjung ke kediaman adik dari nenek yang tinggal di daerah pedesaan Sukabumi. Suasana desa yang jauh dari keramaian, ditambah suguhan sederhana berupa olahan makanan hasil kebun sendiri, kembali membuat saya dan keluarga segar secara jasmani maupun rohani. Sayang, keterbatasan waktu membuat kami tidak bisa lama-lama menghabiskan hari di kota itu. Esoknya kami pun beranjak pulang menuju Tangerang.

Empat hari pulang kampung yang menyenangkan memberi saya banyak pelajaran. Tidak hanya pelajaran geografi dengan menghapal nama-nama kota yang dilewati beserta keistmewaannya seperti saat kecil dulu, tetapi juga berbagai pelajaran hidup. Belajar kerja keras dari seorang Mimi di Indramayu, belajar kesabaran setiap kali menghadapi macet, belajar kesederhanaan dari kehidupan desa dan yang utama belajar menyadari pentingnya sebuah ikatan bernama keluarga.

Satu hal lagi yang saya kemudian sadari, bahwa dari berbagai kota yang dikunjungi, dan puluhan orang yang ditemui, lengkap dengan budaya dan bahasa mereka yang berbeda-beda, dari Jawa ngoko, Kromo inggil, Sunda kasar dan Sunda lemes. Saya menemukan suatu bahasa universal yang menyatukan semuanya. Bahasa penghubung yang mudah dimengerti dan dipahami semua orang itu bernama senyuman. Yang konon katanya, apabila tulus melakukannya, juga bisa dirasakan didalam hati oleh orang yang tidak bisa melihat.

Selamat jalan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Insyaallah kita bertemu lagi di tahun mendatang, lengkap beserta pernak-pernik mudik dan segala pelajaran yang kian berharga yang didapat saat menjalaninya. :)

Pernak-pernik Mudik (1) : dari Pedesan entog hingga Kerupuk melarat

Thursday, September 8, 2011

Idul fitri di Indonesia selalu identik dengan mudik. Sebuah tradisi unik yang sebenarnya butuh tenaga dan biaya yang cukup besar lengkap dengan resiko yang sama besarnya, namun setimpal dengan kebahagiaan yang diraih saat bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan kerabat dan famili di tempat yang dituju.

Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pun saya turut melestarikan tradisi pulang kampung. Karena Ayah berasal dari Indramayu, dan Ibu dari Sukabumi, jadilah mudik setiap tahun selalu mengelilingi dua tempat ini. Hanya berbeda urutan saya, sesekali ke Sukabumi dahulu baru Indramayu atau sebaliknya. Tahun ini, setelah mengadakan undian sekeluarga, Indramayu-lah, yang akhirnya terpilih untuk duluan dikunjungi.

Kesibukan menghadapi mudik sudah terasa sejak jauh hari sebelumnya. Dari mulai memesan hotel hingga menyusun rencana kunjungan dan anggaran keuangan sudah disiapkan sedini mungkin. Sehingga menjelang detik-detik menuju lebaran, kami sudah bisa sedikit bersantai. Hal itu membuat semakin tidak sabar untuk segera mengunjungi kota pertama dalam rencana pulang kampung keluarga saya: Indramayu.

Indramayu merupakan kota kecil di perbatasan provinsi jawa barat dan jawa tengah. Kebanyakan penduduknya berbahasa dan berbudaya jawa dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan, karena letak daerah yang berada dipinggir pantai. Diluar cuaca kota yang sudah dapat dibayangkan panasnya, dan ditambah dengan gangguan dari nyamuk yang kerap terdapat di kota-kota dengan cuaca panas, bagi saya, kota kecil itu menyimpan banyak sisi menarik yang selalu membuat saya selalu ingin kembali lagi kesana.

Saya dan keluarga berangkat mudik tepat di hari raya Idul Fitri. Setelah sehari sebelumnya kebingungan dengan kontroversi cukup ramai di media masa maupun jejaring sosial, sehubungan dengan penentuan hilal oleh MUI untuk memutuskan tepat jatuhnya hari Raya umat islam itu. Setelah selesai shallat Ied, melakukan ritual sungkeman sekeluarga dan silaturahmi dengan tetangga disekitar rumah, serta menikmati lezatnya ketupat dan lauk pauknya, akhirnya berangkatlah kami menuju Indramayu.

Rencana pergi tepat pada hari raya awalnya bertujuan untuk mencegah macet yang biasa terjadi pada H-1 atau H-2 lebaran. Sayang rupanya yang berpikiran seperti itu tidak hanya keluarga kami saja, karena baru sampai di Jakarta arus kendaraan sudah mulai padat merayap. Syukurlah lewat dari jalan tol cikampek lalu lintas mulai kembali ramai lancar. Hanya di beberapa simpang yang ramai, terjadi sedikit kemacetan dan waktunya hanya sebentar, tidak sampai membuat stres ataupun lelah. Seperti kata Ayah saya, yang namanya mudik tidak seru jika tidak macet.

Begitu sampai di kota mangga itu, selain mencium tangan Mimi, panggilan saya untuk nenek tercinta, dan bersilaturahmi dengan kerabat lain, kuliner menjadi hal pertama yang saya tuju. Selama dua hari, saya berhasil mencicipi berbagai kuliner khas kota kecil itu. Dari sate junti, pedesan entog, nasi lengko, burbacek, hingga rumbah asem yang lengkap dengan kerupuk melarat-nya.

Terdengar asing ya namanya? baiklah, saya jelaskan satu persatu. Sate junti merupakan sate kambing yang kebetulan penjualnya tinggal di desa bernama Juntinyuat. Rasanya berbeda dengan sate kambing biasa karena terdapat aroma rempah yang sangat menggugah selera. Sedangkan pedesan entog merupakan olahan dari daging bebek (entog), mirip seperti semur tapi dengan citarasa sangat pedas.

Nasi lengko adalah gabungan nasi, kucai, tauge, tahu dan tempe lalu disiram oleh kecap dan saus kacang. Burbacek merupakan singkatan dari Bubur rumbah dan cecek, jadi bubur nasi yang diberi sayuran dan cecek (kulit sapi muda). Namanya aneh ya, tapi rasanya sangat lezat. Dan makanan terakhir, yang menjadi favorit saya sejak kecil adalah rumbah asem. Paduan kangkung, tauge, dan kacang kapri rebus yang diguyur oleh sambal pedas asam. Biasa dihidangkan bersama kerupuk melarat, kerupuk warna-warni yang digoreng bukan dengan minyak goreng, melainkan pasir yang sebelumnya sudah diolah bersih.

Satu hal saya sadari, bukan hanya rasa yang lezat dan khas, sehingga takkan pernah saya dapatkan di tempat manapun selain di kota itu, senandung lagu tarling yang senantiasa diputar di setiap warung yang menjajakan makanannya, lengkap dengan keramah-tamahan dari mbok penjualnya, lah yang kemudian memberikan tambahan atmosfir menyenangkan, sehingga membuat wisata kuliner di Indramayu terasa semakin unik.

Setelah puas berkeliling Indramayu, mengunjungi seluruh kerabat dan tak lupa membeli oleh-oleh, saya dan keluarga pun pamit pulang. Dan seperti juga tahun-tahun sebelumnya, dengan rasa rindu yang besar dan sebenarnya masih ingin menghabiskan waktu bersama nenek, saya dan keluarga pun melanjutkan perjalanan mudik menuju kota berikutnya. Sampai ketemu lagi ya Mimi.. :)

Kekasihku..malam ini..

Sunday, August 14, 2011



















Kekasihku..malam ini..
Meskipun hanya didalam mimpi.. tetapi ingin sekali bertemu denganmu..
Berjalan bersamamu menyusuri Enniskerry..
Menikmati indahnya hamparan bunga lavender,
sambil mendengarmu menyenandungkan lagu tentang kenari..

Atau bonceng aku dengan sepedamu ke taman Seonyudo..
Perlahan merasakan gerimis di tepian sungai Han..
Kemudian berhenti sejenak diatas jembatan,
untuk memandangi kagum warna warni pelangi..

Menjelang senja temui aku di depan museum Cour d’Or..
Perlahan kita berjalan disepanjang jajaran patung monokrom kesukaanmu..
Lalu memandangi batuan kuning yang dijatuhi tiga belas ribu cahaya lampu,
dan menutupnya dengan makan malam sederhana di sudut kafe Rabelais..

Tetapi.. Sebenarnya tidak perlu pergi ke semua tempat indah itu..
Cukup bagiku duduk disampingmu.. diatas sofa merah balkonmu..
Memandangi terangnya bintang di teduh langit kota kembang..
Lalu berbincang sambil meminum coklat hangat buatanmu..

Karena saat itulah aku menikmati jarak terdekat denganmu..
merasa benar-benar mengenalmu dan menghapus semua keraguanku kepadamu..
Selamat malam kekasihku..
Kemanapun kita pergi malam ini, aku ingin selalu kamu yang ada di mimpiku..

Dari ‘nafas ini menjadi tasbih’ hingga ‘Sour Sally’

Monday, August 1, 2011

Ada banyak hal yang membuat bulan Ramadhan terasa begitu berbeda dari bulan-bulan lainnya, tidak hanya tentang hal yang berkaitan dengan ibadah seperti kewajiban berpuasa, shallat sunat tarawih, dan ibadah lainnya. Tetapi juga beberapa tradisi unik yang senantiasa mengiringi bulan ini setiap tahunnya.

Sejak beberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, selain dari berita naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok, hal lain yang cukup menyita perhatian saya adalah tradisi saling mengucapkan selamat Ramadhan disertai permohonan maaf lahir dan batin, yang dikirimkan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan menggunakan media elektronik berupa pesan singkat di telepon selular (sms), postingan di situs jejaring sosial, dan melalui aplikasi Blackberry Messenger (BBM).


Bagi saya, tradisi ini tergolong baru, mengingat tahun lalu, dikalangan teman dan kerabat, ucapan mohon maaf ini baru marak dilakukan beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri. tetapi saya menyambut tradisi baru ini dengan senang hati, karena selain menjadi sebuah cara untuk mengungkapkan rasa syukur akan datangnya bulan Ramadhan, juga memberikan inspirasi bagi si pengirim maupun penerima ucapan untuk mengingat kesalahan yang mungkin pernah diperbuat dan kemudian memohon maaf pada orang yang bersangkutan.

Yang cukup menarik, kebanyakan ucapan Ramadhan yang saya terima dari beberapa teman ini, tidak hanya berupa kalimat sederhana biasa, tetapi berbentuk rangkaian kata-kata yang disusun dalam bentuk puisi, pantun ataupun disertai sedikit nada humor sehingga menjadi menarik dan menyenangkan untuk dibaca.  Selain itu, setiap ucapan juga biasanya mencerminkan sifat dan kepribadian dari masing-masing pengirim.

Ucapan yang berbentuk puisi ini contohnya, merupakan ucapan yang paling banyak saya terima dari teman-teman wanita saya. Entah siapa yang pertama berperan sebagai penulis asli ucapan indah ini, yang pasti saya yakin, kini karyanya itu telah tersebar luas diseluruh Indonesia dan memberikan kesejukan bagi siapapun yang membacanya:

Sebentar lagi NAFAS ini menjadi TASBIH…
Sebentar lagi TIDUR ini menjadi IBADAH…
Sebentar lagi DOA2 ini di IJABAH…
Sebentar lagi pahala ini diLIPAT GANDAKAN…
Tapi… itu semua tak kan terjadi sebelum semua saling memaafkan…
Marhaban Ya Ramadhan 1432 H.. Mohon maaf atas segala kekhilafan….

Indah kan? Tidak hanya yang seperti itu saja, teman-teman saya yang lain pun punya gaya ucapan yang tak kalah menarik. Ucapan yang satu ini, dikirim oleh seorang teman yang kebetulan ..ehm.. cukup rajin ber-dugem. Sehingga ucapannya juga sedikit bertema pesta.  Tapi jangan buru-buru berfikir negatif dulu. Walaupun sepintas terlihat seperti undangan untuk menghadiri sebuah acara dugem, tetapi jika dibaca lebih detail, maka kita akan dapat menangkap maksud sebenarnya, yaitu ajakan untuk beribadah tarawih:

PARTY TONIGHT !!
=== All mosque proudly present ===
•:• OPENING SHALAT TARAWEH •:•
start from 07.00pm till end
Dress code
- Male: sarung, kopeah, baju koko.
- Female: mukenah
Free entry for all muslim
Happy ramadhan n please 4give me
More Info: hubungi Ustad terdekat..
Don’t Miss it.. be there or be ware..

Nah kalau yang satu ini, dikirim melalui BBM dari teman saya yang sudah dua tahun ini menjadi anak kos, lantaran kantor tempat ia bekerja berbeda kota dengan rumah orang tuanya:

Selamat menunaikan ibadah puasa teman-teman.. mohon maaf kalau pernah ada salah…
Nah Buat yg males masak untuk sahur atau berbuka puasa,
Di-save yah di memo hp masing-masing.. penting
banget nih!
KFC(14022), McD (14045), Domino Pizza (500366), Burger King (500025), Wendy’s Restaurant (500063), Solaria (14099), Bakso Lapangan Tembak (08041444555),  Carl’s Junior (500101), Yoshinoya (500566), PHD-pizza (500600), Bakmi GM (0215655007), Hoka Bento (021500505), D’Cost (0212927777), Sour Sally (29960000)..
Selamat datang bulan ramadhan… parapapapap.. :D:D:D:D 

Saat membacanya, mungkin anda berfikir jangan-jangan dia dibayar oleh semua restoran itu untuk mengiklankan nomor teleponnya. Tetapi tidak seperti itu kok, ucapan yang dia kirimkan, tujuannya tidak lain, untuk memberi informasi agar memudahkan teman-temannya saat mencari makanan untuk sahur maupun berbuka. Mungkin sebagai bentuk empati seorang anak kos yang juga pasti sering menemui kesukaran yang sama. Bentuk ucapan Ramadhan yang seperti ini, saya nilai sangat bermanfaat. Karenanya, setelah selesai membalas ucapannya, saya langsung menyimpan data nomor telepon itu di memo telepon seluler saya. Siapa tahu suatu saat membutuhkan.
.
Ucapan terakhir yang saya terima, berasal dari seorang teman yang berprofesi sebagai polisi. Bisa ditebak, isinya bertemakan kepolisian dengan format seperti undang-undang beserta pasal-pasalnya. Sehingga saat membacanya, terasa seperti sedang ditilang oleh polisi di jalan raya. Cukup membuat jantung berdebar. hihi.. ^^

Karena tak mau kalah dan kebetulan belum membuat ucapan selamat Ramadhan dan permohonan maaf kepada teman-teman, akhirnya saya juga ikut berkreasi membuat ucapan sendiri yang sesuai dengan profesi saya sebagai dokter, lengkap dengan istilah medis dan penuh nuansa kesehatan, yang kemudian saya buat menjadi status di jejaring sosial dan saya kirim melalui sms dan BBM ke beberapa teman dan kerabat:

Jika ada dosa saya yg tak terlihat USG..
tak terdengar stetoskop..
tak terlacak CT-scan..
dan tak terdeteksi MRI..
Dan jika anestesia tak mampu mengurangi sakit hati..
interveron tak bisa membasmi virus benci..
dan Antibiotika telah menimbulkan resistensi pada kuman dendam..
Semoga permohonan maaf lewat ucapan,bisa sedikit mengurangi kesalahan..
Selamat beribadah dibulan Ramadhan teman2.. Mohon maaf lahir dan batin..
Jangan lupa tetap menjaga kesehatan.. -dr.shirley-  ^^

Cukup beragam, ya? dari ucapan yang berbentuk puisi dan berisi kata-kata indah seperti “Sebentar lagi nafas ini menjadi tasbih”, hingga ucapan yang berisi nomer telepon dari penjual makanan seperti “Sour Sally”. Semua mewarnai awal bulan suci ini. Tentunya juga diiringi harapan, agar ucapan-ucapan indah itu tidak semata berupa kata-kata di bibir atau di tulisan saja, melainkan juga didasari oleh keikhlasan dari dalam hati.

Selamat menjalankan ibadah di Bulan suci Ramadhan bagi semua Blogger yang melaksanakan. Mohon maaf apabila pernah ada kesalahan.. :)

Life was much easier when APPLE and BLACKBERRY were just fruits

Tuesday, June 14, 2011


 Malam ini di klinik, setelah menikmati semangkuk baso kuah hangat, sambil santai dan menunggu pasien saya membuka-buka halaman berita di Internet. Perhatian saya segera tertuju pada headline sebuah media berita online yang berjudul: Demi iPad, Remaja Nekat Jual Ginjal

Awalnya saya pikir artikel itu hanya berita berisi candaan. Ternyata setelah membaca seluruh isinya, kejadian itu memang benar terjadi. Diceritakan bahwa seorang remaja 17 tahun asal Cina nekat menjual ginjalnya setelah diiming-imingi uang seharga 22ribu yuan atau sekitar US$ 3.393 oleh seorang calo di Internet. Ternyata pemuda itu bermaksud menggunakan uang itu untuk membeli sebuah iPad 2 nantinya.

Akhirnya pada tanggal 28 April ginjal remaja itu pun diangkat. Operasi itu berlangsung di Rumah Sakit di Chenzhou Nomor 198 Cina. Orang tua remaja itu bahkan tak mengetahui operasi tersebut. Ketika pelajar itu pulang dan akhirnya mereka tahu, orang tuanya kemudian menghubungi pihak berwenang untuk melakukan pengusutan terhadap kasus itu.

Akhir-akhir ini produk Apple memang sedang naik daun di Cina. Tidak beda jauh saat peluncuran iPhone di Indonesia setahun yang lalu. Peminat tertinggi terutama berasal dari kalangan remaja dan dewasa muda. Termasuk remaja tadi yang menyambut dengan antusias tetapi karena tidak memiliki uang untuk membelinya, maka dia pun menjual salah satu ginjalnya.

Sebenarnya secara medis, untuk melakukan pendonoran ginjal harus melalui beberapa prosedur. Sebelumnya pendonor harus melewati pesyaratan dan pemeriksaan kesehatan yang sangat ketat.  Lalu kemudian dilakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan kecocokan antara ginjal pendonor dengan si penerima. Proses operasi tranplantasi pun harus dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit yang berwenang.

Hidup dengan satu ginjal memang tidak sama dengan dua ginjal, karena berkaitan erat dengan daya tahan tubuh. Tapi tidak perlu khawatir bagi yang ingin menjadi donor, karena pendonor masih tetap bisa menjalankan kehidupan sehari-harinya secara normal, karena selama orang tersebut bisa menerapkan pola hidup yang sehat dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan maka melakukan donor ginjal tidak akan memicu timbulnya masalah apapun.

Tetapi tentunya pada proses tranplantasi ginjal atau organ apapun, terdapat perbedaan besar antara mendonor dengan menjual. Mendonorkan ginjal atau organ apapun secara sukarela kepada orang yang memang membutuhkan merupakan sesuatu yang mulia, karena dari kelengkapan tubuh yang sempurna ini, dia rela memberikan sebagian kepada orang yang jauh lebih membutuhkan. Sedangkan menjual ginjal atau organ lainnya, berarti terdapat unsur komersialisasi didalamnya, yang sama saja dengan sebuah bentuk dari rasa tidak bersyukur kepada Tuhan, karena menggadaikan kesempurnaan tubuh yang diberikan-Nya hanya demi seonggok uang.

Tetapi tentunya tidak semua orang berfikir serupa, saat melakukan pencarian di google dengan kata kunci "jual ginjal" saja dan ribuan artikel bermunculan, hal yang paling menyedihkan adalah kebanyakan dari artikel itu berisi penawaran untuk menjual ginjal dengan imbalan sejumlah uang. Sebagian bahkan merinci sejumlah gadget terbaru beserta merk yang diinginkan sebagai imbalannya. Hal seperti itu juga mungkin yang telah dialami remaja yang saya ceritakan diatas. Demi sebuah iPad dia kemudian rela menjual salah satu ginjalnya.

Ya Tuhan.. ternyata memang benar sebuah kalimat yang pernah saya baca di sebuah jejaring sosial..
Life was much easier when Apple and Blackberry were just fruits..

Do or Don't: Judge a book by its cover?

Wednesday, June 8, 2011

Diantara beberapa peribahasa serapan, "Don't judge a book by its cover" mungkin salah satu yang cukup terkenal dan cukup banyak penerapannya. Peribahasa yang artinya jangan menilai sebuah buku dari sampulnya ini maknanya adalah untuk menyarankan setiap orang agar tidak hanya menilai orang lain hanya dari sisi luar penampilannya saja. Ada aspek lebih dalam yang perlu digali lebih lanjut seperti misalnya tingkah laku dan kepribadian orang itu.

Saya sendiri pernah memiliki beberapa pengalaman yang berhubungan dengan menilai seseorang hanya dari sisi luar saja. Sekitar tiga bulan yang lalu, segerombolan anak muda berusia 18-20 tahun yang berpenampilan hitam-hitam ala anak punk, masuk ke klinik saya. Saya sedang sendiri karena saat itu penerima tamu di klinik yang biasa menemani berhalangan hadir. Naluri saya sebagai wanita membuat saya langsung mengambil gunting dan pepper spray dari laci dan berjaga dengan memegangnya dibalik meja tempat saya duduk sambil siap-siap berteriak apabila mereka berani melakukan hal yang tidak menyenangkan.



Tetapi yang selanjutnya terjadi malah membuat saya terharu. Kedelapan pemuda yang awalnya saya kira bermaksud melakukan tindak kejahatan itu ternyata datang dengan maksud membuat surat keterangan sehat untuk melamar pekerjaan. Lebih lanjut, saat mengobrol (dengan terlebih dahulu memasukkan gunting dan pepper spray kembali ke dalam laci, tentunya), saya jadi mengetahui, bahwa mereka ternyata cukup sopan dan ramah.

Kebalikannya juga pernah saya alami sewaktu kuliah dulu. Saat itu teman kos disebelah kamar saya sering didatangi teman pria yang merupakan teman lamanya sewaktu SMA. Penampilannya mewah dan rapi sekali,
dengan sepatu pantofel mengkilap, kemeja bermerek dan jam tangan mahal. Tidak lupa rambut klimis dan kata-kata yang penuh sopan santun.

Suatu hari, saat dia berkunjung, taman saya sedang tidak ada ditempat. Karena katanya telepon genggam miliknya habis baterai, maka dia meminjam telepon genggam saya untuk menghubungi teman saya itu. Tanpa ragu-ragu dengan didasari rasa percaya seratus persen karena penampilannya itu, saya pun memberikan telepon genggam saya. Setelah itu, saya masuk kedalam kamar untuk kembali meneruskan belajar sambil mempersilakan dia tetap diluar. Lima menit kemudian, karena saya pikir dia pasti sudah selesai menggunakan telepon genggam saya, maka saya pun keluar lagi untuk mengambilnya. Tetapi ternyata orang itu sudah tidak ada, raib beserta telepon genggam saya.

Dua pengalaman itu membuat saya sangat berhati-hati dan butuh waktu agak lama untuk menilai seseorang hanya dari sebuah kesan pertama yang berjudul penampilan. Karena terkadang orang dengan penampilan garang bisa bertindak mulia, sedangkan orang dengan penampilan rapi dan mewah justru bertindak kebalikannya.

Tetapi saya sendiri berpendapat sebuah pengecualian hendaknya diterapkan pada diri sendiri. Sebisa mungkin dalam hal apapun, agar selalu berusaha maksimal untuk berpenampilan dan menciptakan kesan pertama yang baik, tentunya dengan tanpa meninggalkan jati diri sendiri. Apalagi jika dihadapkan pada forum formal seperti saat melamar kerja, bertemu klien penting atau urusan penting lainnya.

Hal ini menurut saya sangat penting karena kita tidak pernah tahu apakah orang yang akan kita temui memiliki waktu cukup luang untuk menilai kepribadian kita lebih dalam atau hanya terpaku pada sisi luar kita saja. Sisanya kita tinggal berusaha untuk membuktikan agar kesan baik itu tidak sebatas hanya dari penampilan kita saja melainkan juga pada tingkah laku dan perbuatan kita. Agak sulit memang, karena saya juga masih berusaha keras supaya bisa seperti itu, tetapi tidak ada salahnya mencoba, kan?
 



Hm.. Jadi jika pertanyaan di judul tulisan ini diajukan pada diri saya sendiri: Do or Don't: Judge a book by its cover? maka saya akan menjawab: DO that to judge yourself, but DON'T do that to judge other people.. Happy wednesday all.. ^.<

Jas Dokter

Wednesday, May 11, 2011

Dua hari yang lalu di klinik mati lampu.. bukan karena alirannya dimatikan oleh PLN tetapi karena pulsa listrik di klinik sudah habis. Untung saja terjadi pada pagi hari, sehingga tidak mengganggu kegiatan karena tanpa bantuan lampu pun, klinik sudah sangat terang dengan bantuan sinar matahari dari luar. Yang menjadi masalah adalah pendingin ruangan yang mati, membuat suhu klinik meningkat secara tiba-tiba. Bisa dibayangkan dengan cuaca Tangerang yang panas dan gersang, ditambah saya harus memakai tambahan jas dokter, saat itu rasanya seperti sedang sauna di sebuah spa.

 Mengenai jas dokter ini, saya terkadang merasa aneh juga. Pada saat kuliah di fakultas kedokteran, memakai jas dokter merupakan sesuatu yang sangat saya impikan. Sehingga setiap ada pelajaran praktikum baik itu anatomi maupun biologi medik, dimana setiap mahasiswa diwajibkan memakai jas putih panjang, rasanya semangat sekali. Sudah seperti memakai jas dokter asli saja.. Hingga saat sudah keluar dari laboratorium dan masuk ke kantin pun, terus saja saya pakai.

foto saya bersama teman-teman sewaktu menjalani kegiatan kepaniteraan atau ko-asisten

Begitu juga saat menjalani kegiatan kepaniteraan di Rumah sakit sebagai seorang dokter muda. Kali ini, jas putih yang dipakai lebih mirip lagi dengan jas dokter asli. Jas yang seharusnya dipakai hanya di lingkungan rumah sakit pun tidak jarang terus dipakai sampai pulang ke tempat kos.
 
Tapi begitu lulus dan secara hukum sudah boleh memakai jas berwarna putih ini, saya malah merasa jadi sedikit malas memakainya. Bukan apa-apa, cuaca tropis di indonesia yang pada puncaknya saat musim kemarau bisa mencapai temperatur 34 derajat celcius, sangat tidak cocok untuk memakai pakaian yang berlapis-lapis.

Karena itu saya biasanya menyesuaikan diri dengan tempat saya praktek. Saat praktek di klinik disamping rumah, karena disana tidak menggunakan pendingin ruangan, maka biasanya jas dokter hanya saya taruh diatas sandaran kursi. Sedangkan saat paktek di klinik lain yang dilengkapi pendingin ruangan, saya bisa dengan leluasa memakai jas dokter tanpa khawatir cuaca yang panas.

Jas dokter memang merupakan salah satu kelengkapan wajib bagi dokter saat memeriksa pasien. Biasanya jas dokter berwarna putih bersih tanpa motif. Warna putih ini dipilih karena apabila ada sesuatu yang menempel dan sifatnya tidak steril, akan bisa cepat diketahui. Tujuannya adalah agar pasien tetap terjaga dalam kondisi steril. Selain itu, warna  putih juga melambangkan kebersihan. Dimana kebersihan sangat berkaitan sekali dengan kesehatan. Hal ini sangat sesuai dengan ruang lingkup dan citra dari pekerjaan menjadi dokter.

Sebenarnya yang memakai seragam warna putih tidak hanya dokter, tetapi juga paramedis lain seperti perawat. Bedanya dokter biasanya memakai jas dokter sebagai pakaian sekunder diluar pakaian yang ia pakai, sedangkan perawat memakainya sebagai pakaian primer, jadi tidak menggunakan pakaian lagi didalam seragam warna putihnya.

Selain itu, seperti yang saya ceritakan diatas, para dokter muda yang sedang menjalani kegiatan kepaniteraan di rumah sakit pun memakai jas warna putih, diluar pakaian yang dipakai. Bedanya, jasnya sedikit lebih panjang dan lengannya pun panjang. Tetapi tidak semuanya seperti itu, karena setiap fakultas kedokteran masing-masing universitas memiliki aturan berbeda.



Pada dasrnya fungsi utama jas dokter adalah sebagai sebuah identitas. Dengan tujuan agar mengenali bahwa pemakainya adalah seorang dokter. Sehingga pada kasus-kasus darurat, akan mudah menandai pemakainya sebagai dokter guna membantu pertolongan pada pasien yang membutuhkan perawatan.

Karena fungsi jas dokter sebagai identitas inilah, saat seorang dokter sudah memakainya, maka dia akan mendapat kepercayaan penuh dari orang sekelilingnya untuk menangani masalah kesehatan mereka dengan sebaik-baiknya. Sebuah tanggung jawab sekaligus merupakan beban yang cukup berat, karena hal ini berkaitan dengan nyawa manusia.

Terkadang jas dokter sering disalahgunakan orang-orang yang tidak melalui pendidikan kedokteran, untuk menyatakan dirinya sebagai dokter. Saya pernah melihat tayangan televisi tentang pengobatan alternatif, dimana terapisnya menggunakan jas dokter. Mungkin dengan tujuan agar pengunjungnya lebih percaya. Padahal saya lihat terapi yang diberikan sama sekali tidak berdasar pada penelitian medis secara ilmiah.

Saya juga sering menemui pelayan apotik di pusat perbelanjaan besar yang memakai jas dokter. Maksudnya mungkin untuk meyakinkan pembeli agar tidak ragu berbelanja obat disitu. Tetapi karena mereka sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran maka tidak jarang merekomendasikan obat secara sembarangan kepada pembelinya.

Kisah yang kurang  menyenangkan terjadi pada seorang teman yang hendak membeli obat sakit maag di apotik itu. Karena dia pikir pelayan toko dengan jas putih itu seorang dokter, maka saat dia merekomendasikan obat maag, teman saya yang sedang hamil itu pun langsung percaya dan segera membeli.. Untungnya sebelum obatnya diminum, teman saya itu sempat mengirim sms untuk menanyakan obat itu kepada saya. Karena ternyata obat yang dia beli bersifat teratogenik atau dapat menimbulkan kecacatan pada janin yang sedang dikandung, sehingga dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil.

Saat diusut lebih lanjut untuk meminta pertanggungan jawab, pihak apotik hanya bisa meminta maaf saja. Pada akhirnya, saya hanya bisa berharap agar kasus itu memberi masukan kepada pihak apotik untuk tidak sembarangan memakaikan jas dokter kepada pelayan yang tidak berlatar belakang pendidikan farmasi maupun kedokteran.

Ya.. Jas dokter, walaupun secara fisik bentuknya hanya selembar pakaian, tetapi ternyata bernilai jauh lebih besar dari itu. Ada tanggung jawab besar baik berupa etika profesi maupun moral yang terkandung didalamnya. Sehingga yang memakainya pun, harus bertindak dengan penuh tanggung jawab.
Termasuk saya tentunya.. Bismillah.. :)

Good Night vs. Good Evening

Thursday, April 7, 2011


Baru saja saya mendapat sebuah pesan di Blackberry Messenger (BBm) dari seorang teman wanita di SMP. Pesan penuh dengan icon2 cantik itu berisi tulisan:

Good nite sherry..


Dengan santai saya kemudian membalas BBm-nya:

Good night rin.. have a nice dream yaa..

Saya sedikit kaget sewaktu teman saya membalas lagi dengan kata-kata yang kurang menyenangkan:

ah elo..gw mau nanya malah udh nutup pembicaraan aja.. kalo gamau diganggu yo wizzz..

Saya yang kebingungan kemudian bertanya dan berusaha mencari tahu maksudnya apa. Rupanya telah terjadi salah paham antara saya dan teman saya itu. Hanya karena sebuah frase sederhana: good night

Ternyata maksud teman saya itu bukan good night tapi good evening. Kedua frase yang sama-sama mengandung arti selamat malam tetapi dengan penerapan yang berbeda. Sederhana sih, tapi kalau salah penggunaanya bisa-bisa ditertawakan orang lain atau terjadi salah paham seperti saya dan teman saya itu.

Good evening dipakai untuk mengucapkan selamat malam saat kita bertemu seseorang atau beberapa orang saat malam hari. Penggunaannya sama seperti pengucapan good morning dan good afternoon, hanya dengan batasan waktu yang berbeda. Good evening digunakan sekitar pukul 6 sore sampai 12 malam.

Sedangkan good night dipakai untuk mengucapkan selamat malam yang merupakan ucapan perpisahan. Misalnya saat mau pulang, pergi atau mengucapkan selamat tidur. Kita mengucapkan goodnight sama seperti mengucapkan goodbye, hanya saja good night dipakai di malam hari.

Semoga bisa menambah pengetahuan untuk beberapa teman yang belum tahu. Masalah dengan teman saya sendiri sudah selesai dengan saya meminta maaf. tadinya sih saya mau menjelaskan secara panjang lebar tentang beda good night dan good evening tapi saya tidak mau masalahnya jadi semakin rumit.

Semoga kapan-kapan saat membuka internet dia mampir ke blog ini dan membaca, sehingga lebih mengerti perbedaannya.. ^^

Blueberry..eh..Blackberry..

Friday, April 1, 2011

Rasanya akhir-akhir ini suara bling-bling semakin sering terdengar baik itu di lingkungan mall, kantor, sekolah maupun angkutan umum. Ya.. suara merdu itu tidak lain dan tidak bukan berasal dari sebuah handphone yang katanya sangat pintar dan oleh karenanya mendapat julukan smartphone, bernama Blackberry.

Sejak awal diluncurkan oleh perusahaan RIM, telepon genggam multifungsi dengan program komputer dan tombol qwerty ini cukup menyita banyak perhatian publik tidak hanya internasional tetapi juga di negara kita. Sehingga kalau dulu jenis demam hanya ada demam berdarah dan demam thyfoid, kini ada jenis demam baru yang mewabah di negeri ini yaitu demam Blackberry.

Penamaan Blackberry ini konon berasal dari penciptanya yang melihat tombol-tombol keypad kecil-kecil yang mirip biji buah stroberi. Dan supaya tidak terlalu berkesan feminin, digabungkanlah dengan kata black yang dinilai singkat dan hampir diucapkan semua orang didunia.


Awalnya yang menjadi pangsa pasar utama adalah para profesional bisnis yang memang membutuhkan sebuah telepon genggam serbaguna dengan bermacam fungsi dan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi. Belakangan ternyata tidak hanya mereka, di Indonesia justru pangsa pasar banyak berasal dari kalangan anak muda yang sebenarnya tidak terlalu memerlukan sebuah smartphone untuk alat komunikasi mereka.

Lalu mengapa hampir semua anak muda sekarang menggunakan telepon genggam ini? Dari keterangan yang saya dapatkan dengan mengobrol bersama teman-teman saya yang masih belia, ternyata mayoritas alasannya berhubungan dengan eksistensi. Bukan hanya Blackberry memudahkan mereka mengakses situs-situs pertemanan dan jejaring sosial seperti Facebook, twitter, Yahoo messenger dan lainnya sehingga mereka bisa eksis di dunia maya, tetapi juga merupakan suatu simbol status untuk terlihat keren dan gaul.

Sebenarnya memang sedikit melenceng dari tujuan utama perusahaan si pembuat smartphone ini. Bahkan saya sempat membaca di sebuah surat kabar bahwa pihak RIM merasa senang sekaligus sedih dengan laris manis-nya penjualan Blackberry di Indonesia. Senang tentunya karena penjualan yang mencapai tingkat tertinggi dan memberikan laba yang cukup besar. Sedihnya karena handphone yang dijual hampir semua toko elektronik di setiap kota itu dikhawatirkan akan menurunkan kesan eksklusif yang dimiliki sebelumnya.

Mungkin pihak RIM harus banyak belajar pada Apple Inc yang mengeluarkan seri personal computer Macintosh atau Mac. Walaupun penggunanya semakin lama semakin bertambah tetapi tidak menurunkan level keeksklusifannya baik dengan menjaga kualitas maupun harga. Jangan sampai kedepannya banyak yang meninggalkan Blackberry karena kesan pasaran.

Saya sendiri juga pemakai setia Backberry sejak 9 bulan lalu. Sebelumnya sih tidak ada minat sama sekali terhadap handphone ini mengingat bentuknya yang menurut saya terlalu besar dan kurang feminin. Tapi karena seorang teman memberinya sebagai hadiah ulang tahun saya bulan juli lalu, akhirnya saya jadi salah satu penggunanya. Pada awal memakainya terasa sangat canggung, bukan hanya karena sistem tombol qwerty yang jarang dipakai di telepon genggam merk lain, tetapi juga program-program yang berbeda dan sedikit lebih rumit.

Kini, setelah lama dan terbiasa menggunakannya, saya jadi ikut terserang demam Blackberry. Alasan utamanya karena sangat memudahkan saya dalam bekerja. Dari mulai kerapihan penyusunan data baik email, sms maupun data lainnya juga lengkapnya aplikasi yang berhubungan dengan pekerjaan saya. Dengan Blackberry di saku jas dokter saya, rasanya seperti mempunyai seorang asisten pribadi.

Tidak lupa kemudahan ber-internet ria yang bisa menjadi hiburan yang cukup menyenangkan saat tidak ada pasien. Satu kelebihan lagi yaitu Blackberry Messenger (BBM) yang mempermudah komunikasi dengan sahabat dan kerabat dengan cepat dan tak terbatas ruang, baik didalam negeri maupun beberapa yang tinggal diluar negeri.

Oleh karena itu, setiap ada teman yang meminta saran tentang telepon genggam yang ingin dibeli, saya dengan cepat akan menganjurkan Blackberry sebagai pilihan. Sampai-sampai pernah ada teman yang curiga jangan-jangan saya dibayar RIM untuk berpromosi.. hehe..

Selain banyak kelebihannya. Seperti  obat, blackberry juga memiliki beberapa efek samping. Yang terbesar terutama berasal dari sisi komunikasi dengan orang sekeliling kita. Tidak jarang karena keasikan bermain dengan Blackberry, waktu bercengkrama bersama teman dan keluarga pun jadi berkurang. Ada banyak kasus dimana hubungan menjadi renggang kaena menurunnya intensitas komunikasi itu.

Sekedar pengalaman pribadi dari beberapa teman. Ada yang diputuskan pacarnya, karena saat jalan-jalan atau makan malam bersama, teman saya itu lebih asik mengutak-atik Blackberrynya. Ada lagi seorang teman yang hampir berpisah dengan calon tunangannya. Kali ini penyebabnya karena teman saya itu bertemu lagi dengan teman semasa TK dan SMP-nya. Setelah bertukar pin, mereka menjadi akrab karena sering berkomunikasi melalui BBM. Sampai-sampai teman saya ini jatuh cinta setengah mati pada teman kecilnya yang kini sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik itu. Masalah inilah yang akhirnya memancing kecemburuan sang calon tunangan.

Tetapi, menurut saya, yang namanya efek dari segala sesuatu, baik yang berupa efek positif maupun negatif, semuanya bergantung pada diri kita sendiri. Jika kita bisa lebih bijak dalam melakukan sesuatu termasuk dalam menggunakan smartphone ini, tentunya akan meminimalisir jumlah efek negatif yang dihasilkan.

Satu cerita lucu yang kemarin baru saya alami tentang Blackberry, yaitu saat saya yang bulan depan berencana membelikan telepon genggam baru untuk Ayah saya, bertanya kepadanya ingin jenis handphone apa. Dengan semangat Ayah yang penggemar warna biru ini menjawab  

"Papa sih belikan Blueberry saja teh.."

Butuh waktu beberapa menit sampai saya akhirnya mengerti bahwa ternyata Ayah saya pikir Blackberry itu dinamai berdasarkan warnanya, sehingga apabila yang berwarna biru maka namanya Blueberry.. hehe.

Blueberry.. eh salah.. Blackberry oh Blackberry.. ^^

The quick brown fox jumps over the lazy dog

Saturday, February 26, 2011



Tadi siang saat melakukan setting ulang akun twitter for blackberry saya, dilayar muncul kalimat yang sudah jarang saya temukan tapi cukup sering saya ucapkan didalam hati.

“The quick brown fox jumps over the lazy dog”
(Rubah coklat yang cepat, melompati anjing yang malas )

Pernah membaca kalimat itu? untuk yang belum pernah membaca atau belum tahu, sekedar informasi, kalimat itu biasanya digunakan pada saat mengetes tiap tombol mesin tik atau keyboard komputer. Karena ternyata dari 26 huruf latin, baik vokal maupun konsonan, semuanya ada dididalam kalimat itu. Kalau tidak percaya, boleh kok dicek ulang.

Saya sendiri tidak akan membahas tentang komputer maupun mesin tiknya disini. Hanya ingin bercerita betapa berartinya kalimat sederhana itu bagi kehidupan saya, hingga saat ini.

Pertama kalinya saya membaca kalimat itu di kertas mesin tik baru Ayah. Saat itu saya baru saja menerima rapor kelas dua SMA caturwulan pertama.

Sejak SD hingga SMP prestasi saya cukup memuaskan dengan selalu duduk di peringkat pertama. Di SMA, walaupun tidak pernah duduk diperingkat pertama, tetapi saya selalu ada di peringkat lima besar. Baru di kelas dua SMA itulah prestasi saya merosot tajam, dari peringkat tiga menjadi peringkat sepuluh. Saya merasa sangat bersalah pada kedua orang tua, karena walaupun tidak memperlihatkannya, saya tahu didalam hati, mereka sangat sedih dan kecewa.

Saya sendiri menyadari, penyebab nilai saya yang turun itu berasal dari kebiasaan saya yang sulit bangun pagi. Saat kelas satu, kebiasaan itu tidak menjadi masalah karena saya masuk siang. Sedangkan saat kelas dua, dimana sekolah masuk pukul 06.30 pagi, dengan jarak dari rumah ke sekolah yang sangat jauh, saya jadi sering terlambat. Akibatnya saya jadi banyak ketinggalan materi pelajaran dan konsentrasi belajar pun menjadi berkurang.

Saat sedang merenungi nilai rapor saya itulah, saya melihat kalimat unik itu di mesin tik Ayah. Pertanyaan saya saat itu, mengapa kata-katanya tidak diganti menjadi:

"the lazy brown fox jumps over the quick dog"

(rubah coklat yang malas melompati anjing yang cepat)

Padahal keduanya sama-sama berisi komposisi 26 huruf latin. Butuh berapa menit sebelum saya akhinya mengerti bahwa jika diubah seperti itu, arti kalimatnya akan menjadi rancu.

Karena kita semua tahu, baik secara logika maupun secara fisika kecepatan, tidak mungkin sesuatu yang lambat (malas) akan melompati sesuaru yang cepat, terlepas dari apapun binatangnya, baik rubah maupun anjing. Begitu juga dengan manusia. Siapa yang lebih cepat pasti akan melompati orang yang lebih lambat (malas). Karena itu jika tidak ingin prestasi terlompati oleh orang lain, maka harus lebih cepat dan gesit dalam bertindak yang diawali dengan bangun lebih pagi.

Setelah menemukan kalimat yang memotivasi kembali hidup saya itu, sisa liburan akhirnya saya gunakan untuk menata ulang jadwal dan mencoba menjalankan niat baru saya untuk tidak bangun kesiangan. Syukurlah berhasil! Setiap pagi saat terlalu mengantuk untuk bangun, saya berulang kali mengucapkan kalimat itu didalam hati sehingga kembali bersemangat untuk bangun.

Banyak efek positif yang dirasakan sejak tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah, selain jadi lebih fokus menerima pelajaran dari guru, nilai pun menjadi bagus-bagus. Terbukti di caturwulan berikutnya saya kembali masuk ke lima besar.

Kebiasaan itu hingga kini pun masih berlanjut. Kadang-kadang, saat malas bangun dari tempat tidur, entah karena cuaca dingin atau masih mengantuk sehabis semalaman mengobrol di telepon dengan pacar saya, saya akan kembali mengucapkan kalimat itu. Sehingga akhirnya langsung bangun dari tempat tidur dan segera memulai aktivitas.

Bagaimana, mau mencoba? ^.<

Surat Izin (tidak) Sakit

Wednesday, February 16, 2011

“selamat siang, dok..”
           “ya.. Silahkan duduk pak, ada yang bisa saya bantu?”
“ m.. ini dok.. jual surat sakit ga yah?”
            “ oh.. maaf pak saya tidak menjual surat sakit..”
“ Dok tolong banget satu hari aja, lagi males kerja soalnya.. berapa sih dok?”
            "maaf ya pak.. saya kan tadi sudah bilang tidak menjual surat sakit.. Bapak mau bayar berapapun dan dengan alasan apapun saya tidak bisa memberikan kecuali memang benar-benar sedang sakit.. “


Siang ini, saya yang biasanya selalu berusaha seramah mungkin pada pasien, akhirnya sedikit mempertegas suara saya.

Ya.. sejak menjalani profesi sebagai dokter, kejadian seperti itu sudah biasa saya hadapi. Dan, syukurlah, dari awal saya memang berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak memperjual belikan surat sakit. Bagi saya, jumlah uang yang diberikan tidak akan pernah sebanding dengan nilai moral yang saya tanggung sebagai seorang dokter. Tidak juga sejalan dengan sumpah jabatan yang pernah saya ikrarkan sebulan setelah menjalani wisuda profesi dokter saya.



Sekitar 30% dari pengunjung pasien di klinik baru saya pun datang dengan tujuan mencari surat sakit. Maklum saja, klinik baru memang selalu jadi sasaran para pencari surat sakit, karena (mungkin) mereka berfikir pasiennya masih sedikit sehingga akan mudah untuk membeli surat sakit disini. Ditambah lagi kalau dokternya seorang wanita, seperti saya. Tidak jarang mereka berani menekan dan sedikit memaksa. Kalau sudah menghadapi kasus seperti ini saya biasanya menghadapi dengan lebih tegas.

Saya sendiri, sebenarnya tipe dokter yang sangat berempati pada pasien. Untuk pasien yang setelah saya periksa ternyata penyakitnya memerlukan istirahat untuk proses pemulihannya, tanpa diminta pun, saya akan memberikan surat sakit supaya dia bisa beristirahat dan segera sembuh. Tapi jika penyakitnya ringan, maka saya hanya memberikan obat saja tanpa surat sakit.

Sedangkan untuk menghadapi para pencari surat sakit yang sebenarnya tidak sakit, dari pintu masuk saya sudah memasang tulisan “tidak menjual surat sakit”. Tapi entah mengapa dengan tulisan sebesar itu pun terkadang masih saja ada yang menanyakan apakah disini menjual surat sakit.

Sebuah ironi apabila dibandingkan dengan beberapa pasien saya yang sakit cukup parah dan seharusnya istirahat, tetapi malah menolak saat diberi surat izin sakit. Kebanyakan dari mereka adalah yang memiliki motivasi kuat bahwa setelah minum obat, mereka akan segera sembuh dan bisa melanjutkan bekerja. Mereka adalah manusia yang dengan penuh syukur, memandang pekerjaan bukan sebagai beban, melainkan sebagai nikmat sangat berharga yang didapatkan dengan susah payah untuk membantu mereka dalam menghidupi dan mensejahterakan keluarga mereka. Sehingga dalam kondisi sakit pun sebisa mungkin mereka meminimalisir jumlah ketidakhadiran dengan tetap bekerja.

Saya tidak tahu bagaimana awalnya, sehingga jual-beli surat sakit menjadi sebuah budaya. Siapa yang harus disalahkan pun masih tidak jelas. Oknum dokter atau pegawai klinik yang dengan mudah menjual surat sakit kah? Atau pencari surat sakit itu sendiri? Atau kalau mau dirunut ke lebih dasar, mungkin pemerintah lah yang harus bertanggung jawab karena pendidikan moral yang seharusnya sudah tertanam dari dini sejak dibangku sekolah dasar, pada faktanya belum terlaksana sepenuhnya.

Saya masih ingat saat masih kelas 5 SD, apabila tidak hadir karena sakit atau keperluan lain cukup di wakili oleh surat ijin yang ditandatangani oleh orangtua. Saat itu, tidak sedikit teman yang sehari sebelumnya tidak masuk sekolah karena bolos, berbohong pada guru dengan menulis dan menandatangani sendiri surat ijin mereka. Jadi, dimulai dari situ kah budaya itu?

Darimanapun, sepertinya budaya tidak baik itu sedikit demi sedikit harus secepatnya dikurangi. Mengingat, menurut hasil perbincangan dengan beberapa teman yang menjadi manajer di perusahaan asing, banyak investor asing yang menanam saham di negri tercinta ini ternyata mengeluhkan disiplin pekerja Indonesia yang dinilai masih kurang. Dikhawatirkan nantinya investor-investor itu akan pindah ke negara lain seperti China, India, Vietnam, atau negara asia lain dengan upah tenaga kerja yang lebih murah dan kedisiplinan yang lebih tinggi. 


Semoga sih jangan terjadi ya. Semoga juga, banyak yang setelah membaca tulisan ini, mulai menjadi pribadi yang lebih disiplin dan mengurangi kebiasaan memanfaatkan surat sakit untuk keperluan lain. Kecuali memang benar-benar sedang sakit, tentunya. Semoga..semoga..semoga.. ^^

♥ c.a.n.t.i.k ♥

Sunday, February 6, 2011


Kemarin sore begitu turun dari mobil, saya disapa oleh seorang gadis kecil berusia 4 tahun,anak pemilik rumah makan disebelah klinik.
“selamat sole doktel selli”
Sambil tersenyum, saya menjawab
 “ selamat sore Aura..”

Kemudian dia melanjutkan lagi acara bermain boneka bersama teman-temannya didepan rumah makan. Saat membuka kunci pintu klinik, sayup-sayup saya masih mendengar gadis kecil itu kata pada temannya

“doktel selli cantik ya..”

Saya tersenyum di dalam hati. Lumayan juga sore-sore dapat pujian, walaupun sebenarnya saya sendiri masih bingung, anak sekecil itu memang tahu apa tentang kata cantik. Apakah karena saya hari ini memakai gaun merah muda , sehingga dia mendefinisikan cantik adalah seperti boneka barbie dengan baju-baju berwarna cerah. Atau karena kemarin sore saya memberinya cupcake buatan sendiri sehingga cantik menurutnya adalah setiap wanita yang memberinya kue.

Sampai saat ini memang belum ada batasan yang jelas tentang definisi cantik. Karena sifatnya sangat relatif dan sangat berkaitan dengan selera. Setiap hal yang ada kaitannya dengan masalah selera manusia, biasanya pengertiannya akan bermacam-macam. Seperti juga pengertian untuk kata sifat yang satu ini. Tergantung dari sudut pandang tiap orang dalam mengartikannya, mulai dari batasan tentang cantik secara sempit sampai dengan batasan cantik yang cakupannya lebih luas serta universal.

Iseng-iseng saat tidak ada pasien, saya mengirim broadcast message ke 25 teman pria yang ada di daftar kontak blackberry saya. Pertanyaannya masih seputar definisi cantik. Ternyata bagi mereka, ini topik yang cukup menarik, terbukti dengan jawaban yang panjang lebar yang sukarela mereka berikan serta berlanjutnya broadcast message ini menjadi sebuah diskusi dengan masing-masing penjawab.

Delapan puluh persen mendefinisikan cantik secara fisik, sepuluh persen menjawab dengan definisi secara non fisik dan sisanya menjawab dengan satu kata singkat yang saya tulis diatas: relatif.

Yang mendefinisikan secara fisik hampir seluruhnya berpendapat bahwa cantik itu adalah kulit putih rambut panjang, tubuh tinggi semampai, dan bebadan seksi. Beberapa dari mereka juga menyebutkan contoh publik figur dengan kriteria seperti itu, seperti: Sandra dewi, Nadine chandrawinata, Angelina Jolie dan Megan Fox.




Sedangkan yang mendefinisikan cantik secara non fisik beranggapan bahwa kategori wanita cantik haruslah harum, murah senyum dan enak diajak ngobrol. Kalau tiga kategori ini disatukan mungkin sales parfum lah juaranya yaa..

Bervariasi bukan? Tentunya polling iseng-iseng ini tidak mewakili pendapat secara umum. Masih ada ribuan pria diluar sana dengan pendapatnya yang pasti berbeda. Belum lagi pendapat dari kaum wanita.

Bagi saya sendiri, cantik bukan hanya milik wujud secara kasat mata, karena tidak setiap wanita di dunia ini dianugerahi kecantikan fisik sesuai standar umum. Tetapi cantik juga berhak diterapkan kepada kecerdasan intelegensia maupun emosional yang diwakili oleh setiap perilaku yang serba positif dan mengesankan, serta terpancar dari kepribadian menarik seorang perempuan. Bagi saya,inilah satu-satunya bentuk kecantikan yang tak akan lekang dimakan waktu.

Salah seorang sahabat saya salah satunya. Secara fisik, dia tidak setinggi dan seputih kriteria cantik sesuai polling di atas. Tapi dia punya senyum manis dan tutur kata yang ramah. Dari pertama bertemu dan kemudian berbincang-bincang dengannya, saya langsung merasakan aura positif yang membuat obrolan menjadi sangat menyenangkan. Tidak heran, cukup banyak pria yang jatuh hati padanya.

Memang jenis cantik yang satu ini membentuknya sedikit butuh waktu yang agak lama. Karena merupakan hasil dari suatu proses pembentukan kepribadian manusia yang sifatnya kontinu dan berkembang, dengan tidak mengabaikan kesehatan, kecantikan, dan keindahan fisik itu sendiri. Tentunya tidak secepat membeli produk kecantikan di counter kosmetik. Tetapi bukan hal yang mustahil untuk mewujudkannya.

Ketika hampir menyelesaikan artikel ini, blackberry saya berkedip menunjukan ada balasan broadcast message tambahan. Mungkin dari salah seorang teman yang kemarin sibuk sehingga baru sempat membalas sekarang.

“ cantik adalah apabila seorang dokter mau membeli produk obat dari perusahaan kami. Kebetulan sedang ada diskon untuk beberapa produk dok.. “


Saya baru sadar ternyata kemarin tanpa sengaja broadcast message itu juga terkirim pada seorang detailer obat rekanan saya.

Untuk definisi cantik yang satu ini saya sudah tahu sekali maksudnya apa.. ^^

Get well soon, Egypt !

Friday, February 4, 2011

Pagi tadi saya bangun sedikit lebih awal, sehingga jika biasanya saya sarapan dengan terburu-buru, pagi ini saya bisa sedikit santai menikmati roti bakar dan susu coklat hangat sambil menonton berita pagi di televisi.

Seperti satu minggu belakangan, yang menjadi headline pagi tadi adalah kekisruhan kursi pemerintahan di Mesir. Presiden Husni Mubarak yang sudah memerintah selama 30 tahun, sepertinya tidak mau semudah itu turun dari kursi jabatannya, padahal jutaan rakyat Mesir sudah mengadakan aksi unjuk rasa secara besar-besaran.

pic- tribunnews.com

Penyebab utama aksi masa itu pada dasarnya adalah karena krisis ekonomi yang melanda Mesir, ditambah ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan pemerintah yang bersifat otoriter, penuh korupsi, dan mengekang hak berpolitik rakyat. Belum lagi angka pengangguran yang semakin bertambah, sehingga secara keseluruhan pemerintahan Husni Mubarak dianggap gagal. Terjadinya demonstrasi di Tunisia beberapa hari sebelumnya, saat rakyat meminta presiden Zine el Abidine ben Ali mundur, secara tidak langsung juga ikut berpengaruh besar terhadap demonstrasi rakyat di Mesir.

Tiba-tiba saya jadi teringat Indonesia pada bulan Mei 1998. Kejadiannya sama persis seperti yang terjadi di Mesir sekarang. Saat itu terjadi aksi demonstrasi mahasiswa dan rakyat secara untuk menggulingkan kekuasaan presiden Soeharto yang juga telah memimpin negara ini selama lebih dari tiga dekade.

Saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMP dan bertepatan dengan pelaksanaan Ebtanas hari terakhir. Sehari sebelumnya, semalaman saya tidak tidur karena menghapal rumus matematika dan paginya selama lebih dari 2 jam saya dihadapkan pada berbagai soal hitungan yang cukup membuat sakit kepala. Ketika selesai saya ingin sekali cepat pulang ke rumah dan istirahat sambil menonton film kartun kesukaan.

Ternyata akibat siaran berita langsung yang menayangkan aksi demonstrasi di ibukota, guru-guru yang khawatir kerusuhan akan merambat ke kota kami, mewajibkan siswa tetap tinggal disekolah sampai ada keluarga yang menjemput. 

Dengan pemikiran sederhana seorang remaja berusia 14 tahun, saat itu saya merasa sangaaat kesal. Kesal pada kakak-kakak mahasiswa dan orang lain yang berdemonstrasi. Buat saya saat itu, kehidupan kan sudah sangat nyaman dan tentram, untuk apalagi diricuhkan dengan aksi masa yang hanya akan menimbulkan kemacetan jalan raya dan kerusuhan dimana-mana, yang berujung pada saya tidak bisa menonton satu episode film kartun kesukaan saya.

Dua belas tahun pun berlalu. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan saya tentang dunia politik dan pemerintahan, kini saya mengerti, bahwa kenyamanan dan ketentraman yang dirasakan sebelum masa reformasi hanyalah bersifat semu. Karena pada prinsipnya hak-hak dasar sebagai warga negara saat itu masih banyak yang belum dilaksanakan sepenuhnya. Adapun yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat pada tahun 1998 merupakan perjuangan untuk merebut kembali hak-hak itu,meruntuhkan pemerintahan yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme serta membangun kembali sistem pemerintahan Indonesia yang benar-benar demokratis.

Hasilnya bisa kita rasakan sekarang, dimana kebebasan dalam berbagai bidang dari hukum, politik, ekonomi maupun informasi bisa kita nikmati seluruhnya hampir tanpa batas. Dan tentunya semua itu kini jauh lebih penting daripada satu episode film kartun kesukaan saya.

Kembali ke berita yang saya saksikan pagi ini, korban jiwa di Mesir hingga hari jumat siang sudah mencapai 13 orang dan korban luka lebih dari 2000 orang saat mendengarnya saya hanya bisa menelan pahit susu coklat didalam cangkir yang seharusnya terasa manis.

Sebelum beranjak dari meja makan saya sempatkan menutup mata sambil berdoa sejenak.. Semoga saja pengorbanan rakyat mesir baik jiwa maupun raga tidak akan sia-sia dan mampu mengubah pemerintahan Mesir menjadi lebih baik..Semoga juga semua konflik bisa secepatnya segera diselesaikan.

Get well soon, Egypt...

I often open the oven

Thursday, February 3, 2011

Kalian mengaku bisa bicara bahasa inggris atau angka TOEFL diatas 450? coba baca judul diatas dengan baik dan benar.. kalau masih belum yakin coba buka kamus Oxford lalu ulangi lagi sampai bisa.
ini bukan untuk main-main lho. karena orang indonesia masih seringkali keliru mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Inggris.

Seminggu yang lalu saya kedatangan seorang teman baru seorang humas dari perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Sebelumnya dia memang rajin sms pendekatan tapi karena saya jarang balas, maka dia datang langsung ke klinik saya. Entah bermaksud menarik perhatian dan membuat saya bertekuk lutut atau karena alasan lain, sepanjang perbincangan dia semangat sekali menunjukkan kemampuan bahasa inggrisnya.

Awalnya saya dengan sabar mengoreksi hanya dalam hati setiap dia salah mengucapkan suatu kata. Kalau masalah grammar jangan ditanya lagi, hampir seratus persen salah semua. Lama-lama jiwa kritis saya memberontak dan langsung berkomentar:

" kamu salah.. acara itu dibacanya event (ifén) bukan even (ifEn).."
dia tiba-tiba tersadar dan mendadak berhenti berbicara, lalu berkata:
" jadi malu gue.."
Saya jadi tidak enak hati sekali saat itu. tapi buat saya itu lebih baik daripada suatu saat dia ditegur atau ditertawakan di forum yang lebih resmi atau lebih besar.

Ya.. cukup sering saya mendengar orang salah mengucapkan event (acara) dengan even (bahkan). Padahal dua kata itu memiliki arti dan penggunaan dalam kalimat yang berbeda satu sama lain.

Contoh lain adalah ketika kita salah mengetik di komputer lalu kita menekan tombol delete. kebanyakan mengucapkan tombol itu dengan dilet atau delet padahal yang benar adalah dilit.

Lalu kata supermarket Hero(hiro) yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya pahlawan juga sering di salah ucapkan menjadi hero. Atau juga kata mug(mag) yang lebih sering diucapkan dengan mug. Dan kata CD-rom (sidi rom) yang disalah ucapkan dengan sidi rum. Memangnya ada ruangan/room (rum) untuk CD yaa?

Lalu bagaimana degan magic jar?tahu magic jar kan? itu looh peralatan masak nasi menggunakan listrik. Untuk yang ini jangan buru2 meng-inggris-kannya dengan pengucapam mejik jer yaa.. karena tetap dibaca mejik jar. dimana jar(jar) sendiri artinya wadah atau tempat penyimpanan.



Jadi judul diatas bacanya seperti apa? ai ofen open di ouven (saya sering membuka oven).. fu..fu..fu.. agak sulit yaa..sepertinya memang kita harus lebih banyak belajar dan lebih sering lagi membuka kamus supaya tidak salah mengucapkannya. ^.<

What's in a Name - Apalah Arti sebuah Nama..


Pernahkah mendengar peribahasa yang diciptakan William Shakespeare dalam novelnya Romeo and Juliet:





"What's in a name?
That which we call a rose
By any other name
Would smell as sweet"


 
Peribahasa itu digunakan Shakespeare untuk menggambarkan pasangan Romeo dan Juliet yang tidak bisa bersatu hanya karena pasangan itu memiliki nama belakang dua keluarga yang sudah bermusuhan selama bertahun-tahun.

Untuk urusan nama memang ada yang menanggap itu penting dan ada juga yang menganggap tidak penting. Nama merupakan pemberian dari kedua orangtua saat kita lahir. Tentunya setiap orangtua membuatnya dengan penuh pengharapan bahwa kelak setelah besar bayi yang diberinya nama akan menjadi yang terbaik sesuai dengan namanya itu.

Seperti yang sedang terjadi di keluarga saya belakangan ini. Adik perempuan saya baru saja melahirkan bayinya tiga minggu lalu. Minggu depan rencananya akan dilangsungkan aqiqah serta pemberian nama untuk sang bayi. Tidak hanya orangtuanya yang sibuk, saya dan keluarga lainpun ikut sibuk mencarikan nama yang indah untuk bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu.

Sejak hamil adik saya itu senang sekali mendengar lagu-lagu band Vierra, sehingga berniat menamai anaknya dengan nama Kevin, nama salah seorang personil band itu. Sedangkan saya yang suka sekali dengan dunia fashion ingin keponakan saya itu diberi nama Calvin, yang berasal dari merk fashion dan parfum Calvin Klein. Ternyata nama itu ditolak oleh ayah sang bayi karena setelah dilihat di kamus bahasa, Calvin artinya adalah anak kecil berkepala botak. Adik saya pada akhirnya menamai bayinya dengan nama Kevin Ammar Islami. Nama indah yang berasal dari bahasa Inggris, Arab dan beberapa kata-kata dalam Al Quran.

Urusan nama juga mengingatkan saya pada teman sekelas sewaktu SD. Nama lengkapnya Sri Prihatiningsih. Diantara teman-teman dia termasuk yang paling sering absen karena sakit. Kejadian ini berlangsung hingga pada kelas tiga caturwulan I, setelah tidak masuk selama satu bulan karena demam lama (yang sekarang saya pikir diagnosanya mungkin demam thyfoid), teman saya itu kembali masuk dengan nama baru Nur Cahyani.

Waktu itu dia bercerita bahwa menurut orang pintar tempat dia berobat, nama lamanya kurang cocok dan secara makna memberi pengaruh buruk untuk dirinya sehingga dia sering sakit-sakitan. Nama baru pemberian si orang pintar yang artinya cahaya terang itu diharapkan orangtuanya membawa keberuntungan dan kesehatan baginya. Dan percaya tidak percaya sejak saat itu dia memang tidak pernah lagi absen karena sakit.

Nama lengkap saya sendiri adalah Shirley Yulianti Rossa Darliana Darniwan. Nama itu didapat dari gabungan berbagai hal yang berhubungan dengan kedua orang tua saya. Shirley berasal dari nama Sally Ride seorang angkasawan wanita AS pertama yang mendarat dibulan, juga berasal dari nama Shirley Maclaine seorang aktris wanita peraih piala Oscar pertama. Ayah dulu berharap kelak bila putrinya ini besar bisa menjadi wanita yang cantik sekaligus cerdas seperti kedua wanita yang bernama diatas.

Yulianti  berasal dari kata Juli, bulan kelahiran saya. Rossa yang artinya mawar dianggap ayah mewakili nama bayi perempuan yang seharum bunga mawar. Sedangkan Darliana sendiri merupakan gabungan dari nama ayah Darniwan dan ibu Emalia.

Secara keseluruhan artinya adalah Putri Bapak Darniwan dan Ibu Emalia yang lahir dibulan Juli dengan wajah cantik,otak yang cerdas, dan seharum bunga mawar. Hmm..nama panjang yang sangat indah kan. Namun cukup membebani. karena secara tidak langsung nama yang indah akan menjadi penilaian seseorang pada tingkah laku kita. Tentunya sangat menyenangkan apabila melihat seseorang dengan nama indah yang serasi dengan tingkah laku dan prestasi yang dicapainya kan?

Untuk saya sendiri nama yang indah tidak terlalu penting. sejak kecil saya sudah memiliki berbagai panggilan yang seringkali tidak berhubungan dengan nama asli. Dari mulai Eneng (nama panggilan anak perempuan sunda), Olly, Ry, Sherry, dan lainnya. Bahkan sejak lulus dan bekerja sebagai dokter, telinga saya sudah sangat akrab dengan panggilan satu suku kata "Dok" yang mewakili kata dokter.

Lagipula nama yang sangat panjang itu terkadang sedikit merepotkan saat melakukan registrasi akun beberapa situs di Internet. Karena nama yang biasa disediakan hanya dua: nama diri dan nama keluarga. Oleh karena itu biasanya saya hanya menggunakan nama Shirley Yulianti saja untuk mempermudah registrasi.

Kelak nama belakang saya itu juga akan berubah apabila menikah, disesuaikan dengan nama suami nanti. Nah, untuk urusan pemilihan nama suami, tentunya nama menjadi sesuatu yang sangat penting, bukan dari rangkaian huruf pembentuk namanya, tetapi pribadi si pemilik nama. Siapapun kelak nama yang akan mengubah nama belakang saya tentunya ia harus seseorang yang setulus hati mencintai dan menyayangi saya. Setuju 'kan? ^.<