The quick brown fox jumps over the lazy dog

Saturday, February 26, 2011



Tadi siang saat melakukan setting ulang akun twitter for blackberry saya, dilayar muncul kalimat yang sudah jarang saya temukan tapi cukup sering saya ucapkan didalam hati.

“The quick brown fox jumps over the lazy dog”
(Rubah coklat yang cepat, melompati anjing yang malas )

Pernah membaca kalimat itu? untuk yang belum pernah membaca atau belum tahu, sekedar informasi, kalimat itu biasanya digunakan pada saat mengetes tiap tombol mesin tik atau keyboard komputer. Karena ternyata dari 26 huruf latin, baik vokal maupun konsonan, semuanya ada dididalam kalimat itu. Kalau tidak percaya, boleh kok dicek ulang.

Saya sendiri tidak akan membahas tentang komputer maupun mesin tiknya disini. Hanya ingin bercerita betapa berartinya kalimat sederhana itu bagi kehidupan saya, hingga saat ini.

Pertama kalinya saya membaca kalimat itu di kertas mesin tik baru Ayah. Saat itu saya baru saja menerima rapor kelas dua SMA caturwulan pertama.

Sejak SD hingga SMP prestasi saya cukup memuaskan dengan selalu duduk di peringkat pertama. Di SMA, walaupun tidak pernah duduk diperingkat pertama, tetapi saya selalu ada di peringkat lima besar. Baru di kelas dua SMA itulah prestasi saya merosot tajam, dari peringkat tiga menjadi peringkat sepuluh. Saya merasa sangat bersalah pada kedua orang tua, karena walaupun tidak memperlihatkannya, saya tahu didalam hati, mereka sangat sedih dan kecewa.

Saya sendiri menyadari, penyebab nilai saya yang turun itu berasal dari kebiasaan saya yang sulit bangun pagi. Saat kelas satu, kebiasaan itu tidak menjadi masalah karena saya masuk siang. Sedangkan saat kelas dua, dimana sekolah masuk pukul 06.30 pagi, dengan jarak dari rumah ke sekolah yang sangat jauh, saya jadi sering terlambat. Akibatnya saya jadi banyak ketinggalan materi pelajaran dan konsentrasi belajar pun menjadi berkurang.

Saat sedang merenungi nilai rapor saya itulah, saya melihat kalimat unik itu di mesin tik Ayah. Pertanyaan saya saat itu, mengapa kata-katanya tidak diganti menjadi:

"the lazy brown fox jumps over the quick dog"

(rubah coklat yang malas melompati anjing yang cepat)

Padahal keduanya sama-sama berisi komposisi 26 huruf latin. Butuh berapa menit sebelum saya akhinya mengerti bahwa jika diubah seperti itu, arti kalimatnya akan menjadi rancu.

Karena kita semua tahu, baik secara logika maupun secara fisika kecepatan, tidak mungkin sesuatu yang lambat (malas) akan melompati sesuaru yang cepat, terlepas dari apapun binatangnya, baik rubah maupun anjing. Begitu juga dengan manusia. Siapa yang lebih cepat pasti akan melompati orang yang lebih lambat (malas). Karena itu jika tidak ingin prestasi terlompati oleh orang lain, maka harus lebih cepat dan gesit dalam bertindak yang diawali dengan bangun lebih pagi.

Setelah menemukan kalimat yang memotivasi kembali hidup saya itu, sisa liburan akhirnya saya gunakan untuk menata ulang jadwal dan mencoba menjalankan niat baru saya untuk tidak bangun kesiangan. Syukurlah berhasil! Setiap pagi saat terlalu mengantuk untuk bangun, saya berulang kali mengucapkan kalimat itu didalam hati sehingga kembali bersemangat untuk bangun.

Banyak efek positif yang dirasakan sejak tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah, selain jadi lebih fokus menerima pelajaran dari guru, nilai pun menjadi bagus-bagus. Terbukti di caturwulan berikutnya saya kembali masuk ke lima besar.

Kebiasaan itu hingga kini pun masih berlanjut. Kadang-kadang, saat malas bangun dari tempat tidur, entah karena cuaca dingin atau masih mengantuk sehabis semalaman mengobrol di telepon dengan pacar saya, saya akan kembali mengucapkan kalimat itu. Sehingga akhirnya langsung bangun dari tempat tidur dan segera memulai aktivitas.

Bagaimana, mau mencoba? ^.<

Surat Izin (tidak) Sakit

Wednesday, February 16, 2011

“selamat siang, dok..”
           “ya.. Silahkan duduk pak, ada yang bisa saya bantu?”
“ m.. ini dok.. jual surat sakit ga yah?”
            “ oh.. maaf pak saya tidak menjual surat sakit..”
“ Dok tolong banget satu hari aja, lagi males kerja soalnya.. berapa sih dok?”
            "maaf ya pak.. saya kan tadi sudah bilang tidak menjual surat sakit.. Bapak mau bayar berapapun dan dengan alasan apapun saya tidak bisa memberikan kecuali memang benar-benar sedang sakit.. “


Siang ini, saya yang biasanya selalu berusaha seramah mungkin pada pasien, akhirnya sedikit mempertegas suara saya.

Ya.. sejak menjalani profesi sebagai dokter, kejadian seperti itu sudah biasa saya hadapi. Dan, syukurlah, dari awal saya memang berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak memperjual belikan surat sakit. Bagi saya, jumlah uang yang diberikan tidak akan pernah sebanding dengan nilai moral yang saya tanggung sebagai seorang dokter. Tidak juga sejalan dengan sumpah jabatan yang pernah saya ikrarkan sebulan setelah menjalani wisuda profesi dokter saya.



Sekitar 30% dari pengunjung pasien di klinik baru saya pun datang dengan tujuan mencari surat sakit. Maklum saja, klinik baru memang selalu jadi sasaran para pencari surat sakit, karena (mungkin) mereka berfikir pasiennya masih sedikit sehingga akan mudah untuk membeli surat sakit disini. Ditambah lagi kalau dokternya seorang wanita, seperti saya. Tidak jarang mereka berani menekan dan sedikit memaksa. Kalau sudah menghadapi kasus seperti ini saya biasanya menghadapi dengan lebih tegas.

Saya sendiri, sebenarnya tipe dokter yang sangat berempati pada pasien. Untuk pasien yang setelah saya periksa ternyata penyakitnya memerlukan istirahat untuk proses pemulihannya, tanpa diminta pun, saya akan memberikan surat sakit supaya dia bisa beristirahat dan segera sembuh. Tapi jika penyakitnya ringan, maka saya hanya memberikan obat saja tanpa surat sakit.

Sedangkan untuk menghadapi para pencari surat sakit yang sebenarnya tidak sakit, dari pintu masuk saya sudah memasang tulisan “tidak menjual surat sakit”. Tapi entah mengapa dengan tulisan sebesar itu pun terkadang masih saja ada yang menanyakan apakah disini menjual surat sakit.

Sebuah ironi apabila dibandingkan dengan beberapa pasien saya yang sakit cukup parah dan seharusnya istirahat, tetapi malah menolak saat diberi surat izin sakit. Kebanyakan dari mereka adalah yang memiliki motivasi kuat bahwa setelah minum obat, mereka akan segera sembuh dan bisa melanjutkan bekerja. Mereka adalah manusia yang dengan penuh syukur, memandang pekerjaan bukan sebagai beban, melainkan sebagai nikmat sangat berharga yang didapatkan dengan susah payah untuk membantu mereka dalam menghidupi dan mensejahterakan keluarga mereka. Sehingga dalam kondisi sakit pun sebisa mungkin mereka meminimalisir jumlah ketidakhadiran dengan tetap bekerja.

Saya tidak tahu bagaimana awalnya, sehingga jual-beli surat sakit menjadi sebuah budaya. Siapa yang harus disalahkan pun masih tidak jelas. Oknum dokter atau pegawai klinik yang dengan mudah menjual surat sakit kah? Atau pencari surat sakit itu sendiri? Atau kalau mau dirunut ke lebih dasar, mungkin pemerintah lah yang harus bertanggung jawab karena pendidikan moral yang seharusnya sudah tertanam dari dini sejak dibangku sekolah dasar, pada faktanya belum terlaksana sepenuhnya.

Saya masih ingat saat masih kelas 5 SD, apabila tidak hadir karena sakit atau keperluan lain cukup di wakili oleh surat ijin yang ditandatangani oleh orangtua. Saat itu, tidak sedikit teman yang sehari sebelumnya tidak masuk sekolah karena bolos, berbohong pada guru dengan menulis dan menandatangani sendiri surat ijin mereka. Jadi, dimulai dari situ kah budaya itu?

Darimanapun, sepertinya budaya tidak baik itu sedikit demi sedikit harus secepatnya dikurangi. Mengingat, menurut hasil perbincangan dengan beberapa teman yang menjadi manajer di perusahaan asing, banyak investor asing yang menanam saham di negri tercinta ini ternyata mengeluhkan disiplin pekerja Indonesia yang dinilai masih kurang. Dikhawatirkan nantinya investor-investor itu akan pindah ke negara lain seperti China, India, Vietnam, atau negara asia lain dengan upah tenaga kerja yang lebih murah dan kedisiplinan yang lebih tinggi. 


Semoga sih jangan terjadi ya. Semoga juga, banyak yang setelah membaca tulisan ini, mulai menjadi pribadi yang lebih disiplin dan mengurangi kebiasaan memanfaatkan surat sakit untuk keperluan lain. Kecuali memang benar-benar sedang sakit, tentunya. Semoga..semoga..semoga.. ^^

♥ c.a.n.t.i.k ♥

Sunday, February 6, 2011


Kemarin sore begitu turun dari mobil, saya disapa oleh seorang gadis kecil berusia 4 tahun,anak pemilik rumah makan disebelah klinik.
“selamat sole doktel selli”
Sambil tersenyum, saya menjawab
 “ selamat sore Aura..”

Kemudian dia melanjutkan lagi acara bermain boneka bersama teman-temannya didepan rumah makan. Saat membuka kunci pintu klinik, sayup-sayup saya masih mendengar gadis kecil itu kata pada temannya

“doktel selli cantik ya..”

Saya tersenyum di dalam hati. Lumayan juga sore-sore dapat pujian, walaupun sebenarnya saya sendiri masih bingung, anak sekecil itu memang tahu apa tentang kata cantik. Apakah karena saya hari ini memakai gaun merah muda , sehingga dia mendefinisikan cantik adalah seperti boneka barbie dengan baju-baju berwarna cerah. Atau karena kemarin sore saya memberinya cupcake buatan sendiri sehingga cantik menurutnya adalah setiap wanita yang memberinya kue.

Sampai saat ini memang belum ada batasan yang jelas tentang definisi cantik. Karena sifatnya sangat relatif dan sangat berkaitan dengan selera. Setiap hal yang ada kaitannya dengan masalah selera manusia, biasanya pengertiannya akan bermacam-macam. Seperti juga pengertian untuk kata sifat yang satu ini. Tergantung dari sudut pandang tiap orang dalam mengartikannya, mulai dari batasan tentang cantik secara sempit sampai dengan batasan cantik yang cakupannya lebih luas serta universal.

Iseng-iseng saat tidak ada pasien, saya mengirim broadcast message ke 25 teman pria yang ada di daftar kontak blackberry saya. Pertanyaannya masih seputar definisi cantik. Ternyata bagi mereka, ini topik yang cukup menarik, terbukti dengan jawaban yang panjang lebar yang sukarela mereka berikan serta berlanjutnya broadcast message ini menjadi sebuah diskusi dengan masing-masing penjawab.

Delapan puluh persen mendefinisikan cantik secara fisik, sepuluh persen menjawab dengan definisi secara non fisik dan sisanya menjawab dengan satu kata singkat yang saya tulis diatas: relatif.

Yang mendefinisikan secara fisik hampir seluruhnya berpendapat bahwa cantik itu adalah kulit putih rambut panjang, tubuh tinggi semampai, dan bebadan seksi. Beberapa dari mereka juga menyebutkan contoh publik figur dengan kriteria seperti itu, seperti: Sandra dewi, Nadine chandrawinata, Angelina Jolie dan Megan Fox.




Sedangkan yang mendefinisikan cantik secara non fisik beranggapan bahwa kategori wanita cantik haruslah harum, murah senyum dan enak diajak ngobrol. Kalau tiga kategori ini disatukan mungkin sales parfum lah juaranya yaa..

Bervariasi bukan? Tentunya polling iseng-iseng ini tidak mewakili pendapat secara umum. Masih ada ribuan pria diluar sana dengan pendapatnya yang pasti berbeda. Belum lagi pendapat dari kaum wanita.

Bagi saya sendiri, cantik bukan hanya milik wujud secara kasat mata, karena tidak setiap wanita di dunia ini dianugerahi kecantikan fisik sesuai standar umum. Tetapi cantik juga berhak diterapkan kepada kecerdasan intelegensia maupun emosional yang diwakili oleh setiap perilaku yang serba positif dan mengesankan, serta terpancar dari kepribadian menarik seorang perempuan. Bagi saya,inilah satu-satunya bentuk kecantikan yang tak akan lekang dimakan waktu.

Salah seorang sahabat saya salah satunya. Secara fisik, dia tidak setinggi dan seputih kriteria cantik sesuai polling di atas. Tapi dia punya senyum manis dan tutur kata yang ramah. Dari pertama bertemu dan kemudian berbincang-bincang dengannya, saya langsung merasakan aura positif yang membuat obrolan menjadi sangat menyenangkan. Tidak heran, cukup banyak pria yang jatuh hati padanya.

Memang jenis cantik yang satu ini membentuknya sedikit butuh waktu yang agak lama. Karena merupakan hasil dari suatu proses pembentukan kepribadian manusia yang sifatnya kontinu dan berkembang, dengan tidak mengabaikan kesehatan, kecantikan, dan keindahan fisik itu sendiri. Tentunya tidak secepat membeli produk kecantikan di counter kosmetik. Tetapi bukan hal yang mustahil untuk mewujudkannya.

Ketika hampir menyelesaikan artikel ini, blackberry saya berkedip menunjukan ada balasan broadcast message tambahan. Mungkin dari salah seorang teman yang kemarin sibuk sehingga baru sempat membalas sekarang.

“ cantik adalah apabila seorang dokter mau membeli produk obat dari perusahaan kami. Kebetulan sedang ada diskon untuk beberapa produk dok.. “


Saya baru sadar ternyata kemarin tanpa sengaja broadcast message itu juga terkirim pada seorang detailer obat rekanan saya.

Untuk definisi cantik yang satu ini saya sudah tahu sekali maksudnya apa.. ^^

Get well soon, Egypt !

Friday, February 4, 2011

Pagi tadi saya bangun sedikit lebih awal, sehingga jika biasanya saya sarapan dengan terburu-buru, pagi ini saya bisa sedikit santai menikmati roti bakar dan susu coklat hangat sambil menonton berita pagi di televisi.

Seperti satu minggu belakangan, yang menjadi headline pagi tadi adalah kekisruhan kursi pemerintahan di Mesir. Presiden Husni Mubarak yang sudah memerintah selama 30 tahun, sepertinya tidak mau semudah itu turun dari kursi jabatannya, padahal jutaan rakyat Mesir sudah mengadakan aksi unjuk rasa secara besar-besaran.

pic- tribunnews.com

Penyebab utama aksi masa itu pada dasarnya adalah karena krisis ekonomi yang melanda Mesir, ditambah ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan pemerintah yang bersifat otoriter, penuh korupsi, dan mengekang hak berpolitik rakyat. Belum lagi angka pengangguran yang semakin bertambah, sehingga secara keseluruhan pemerintahan Husni Mubarak dianggap gagal. Terjadinya demonstrasi di Tunisia beberapa hari sebelumnya, saat rakyat meminta presiden Zine el Abidine ben Ali mundur, secara tidak langsung juga ikut berpengaruh besar terhadap demonstrasi rakyat di Mesir.

Tiba-tiba saya jadi teringat Indonesia pada bulan Mei 1998. Kejadiannya sama persis seperti yang terjadi di Mesir sekarang. Saat itu terjadi aksi demonstrasi mahasiswa dan rakyat secara untuk menggulingkan kekuasaan presiden Soeharto yang juga telah memimpin negara ini selama lebih dari tiga dekade.

Saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMP dan bertepatan dengan pelaksanaan Ebtanas hari terakhir. Sehari sebelumnya, semalaman saya tidak tidur karena menghapal rumus matematika dan paginya selama lebih dari 2 jam saya dihadapkan pada berbagai soal hitungan yang cukup membuat sakit kepala. Ketika selesai saya ingin sekali cepat pulang ke rumah dan istirahat sambil menonton film kartun kesukaan.

Ternyata akibat siaran berita langsung yang menayangkan aksi demonstrasi di ibukota, guru-guru yang khawatir kerusuhan akan merambat ke kota kami, mewajibkan siswa tetap tinggal disekolah sampai ada keluarga yang menjemput. 

Dengan pemikiran sederhana seorang remaja berusia 14 tahun, saat itu saya merasa sangaaat kesal. Kesal pada kakak-kakak mahasiswa dan orang lain yang berdemonstrasi. Buat saya saat itu, kehidupan kan sudah sangat nyaman dan tentram, untuk apalagi diricuhkan dengan aksi masa yang hanya akan menimbulkan kemacetan jalan raya dan kerusuhan dimana-mana, yang berujung pada saya tidak bisa menonton satu episode film kartun kesukaan saya.

Dua belas tahun pun berlalu. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan saya tentang dunia politik dan pemerintahan, kini saya mengerti, bahwa kenyamanan dan ketentraman yang dirasakan sebelum masa reformasi hanyalah bersifat semu. Karena pada prinsipnya hak-hak dasar sebagai warga negara saat itu masih banyak yang belum dilaksanakan sepenuhnya. Adapun yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat pada tahun 1998 merupakan perjuangan untuk merebut kembali hak-hak itu,meruntuhkan pemerintahan yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme serta membangun kembali sistem pemerintahan Indonesia yang benar-benar demokratis.

Hasilnya bisa kita rasakan sekarang, dimana kebebasan dalam berbagai bidang dari hukum, politik, ekonomi maupun informasi bisa kita nikmati seluruhnya hampir tanpa batas. Dan tentunya semua itu kini jauh lebih penting daripada satu episode film kartun kesukaan saya.

Kembali ke berita yang saya saksikan pagi ini, korban jiwa di Mesir hingga hari jumat siang sudah mencapai 13 orang dan korban luka lebih dari 2000 orang saat mendengarnya saya hanya bisa menelan pahit susu coklat didalam cangkir yang seharusnya terasa manis.

Sebelum beranjak dari meja makan saya sempatkan menutup mata sambil berdoa sejenak.. Semoga saja pengorbanan rakyat mesir baik jiwa maupun raga tidak akan sia-sia dan mampu mengubah pemerintahan Mesir menjadi lebih baik..Semoga juga semua konflik bisa secepatnya segera diselesaikan.

Get well soon, Egypt...

I often open the oven

Thursday, February 3, 2011

Kalian mengaku bisa bicara bahasa inggris atau angka TOEFL diatas 450? coba baca judul diatas dengan baik dan benar.. kalau masih belum yakin coba buka kamus Oxford lalu ulangi lagi sampai bisa.
ini bukan untuk main-main lho. karena orang indonesia masih seringkali keliru mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Inggris.

Seminggu yang lalu saya kedatangan seorang teman baru seorang humas dari perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Sebelumnya dia memang rajin sms pendekatan tapi karena saya jarang balas, maka dia datang langsung ke klinik saya. Entah bermaksud menarik perhatian dan membuat saya bertekuk lutut atau karena alasan lain, sepanjang perbincangan dia semangat sekali menunjukkan kemampuan bahasa inggrisnya.

Awalnya saya dengan sabar mengoreksi hanya dalam hati setiap dia salah mengucapkan suatu kata. Kalau masalah grammar jangan ditanya lagi, hampir seratus persen salah semua. Lama-lama jiwa kritis saya memberontak dan langsung berkomentar:

" kamu salah.. acara itu dibacanya event (ifén) bukan even (ifEn).."
dia tiba-tiba tersadar dan mendadak berhenti berbicara, lalu berkata:
" jadi malu gue.."
Saya jadi tidak enak hati sekali saat itu. tapi buat saya itu lebih baik daripada suatu saat dia ditegur atau ditertawakan di forum yang lebih resmi atau lebih besar.

Ya.. cukup sering saya mendengar orang salah mengucapkan event (acara) dengan even (bahkan). Padahal dua kata itu memiliki arti dan penggunaan dalam kalimat yang berbeda satu sama lain.

Contoh lain adalah ketika kita salah mengetik di komputer lalu kita menekan tombol delete. kebanyakan mengucapkan tombol itu dengan dilet atau delet padahal yang benar adalah dilit.

Lalu kata supermarket Hero(hiro) yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya pahlawan juga sering di salah ucapkan menjadi hero. Atau juga kata mug(mag) yang lebih sering diucapkan dengan mug. Dan kata CD-rom (sidi rom) yang disalah ucapkan dengan sidi rum. Memangnya ada ruangan/room (rum) untuk CD yaa?

Lalu bagaimana degan magic jar?tahu magic jar kan? itu looh peralatan masak nasi menggunakan listrik. Untuk yang ini jangan buru2 meng-inggris-kannya dengan pengucapam mejik jer yaa.. karena tetap dibaca mejik jar. dimana jar(jar) sendiri artinya wadah atau tempat penyimpanan.



Jadi judul diatas bacanya seperti apa? ai ofen open di ouven (saya sering membuka oven).. fu..fu..fu.. agak sulit yaa..sepertinya memang kita harus lebih banyak belajar dan lebih sering lagi membuka kamus supaya tidak salah mengucapkannya. ^.<

What's in a Name - Apalah Arti sebuah Nama..


Pernahkah mendengar peribahasa yang diciptakan William Shakespeare dalam novelnya Romeo and Juliet:





"What's in a name?
That which we call a rose
By any other name
Would smell as sweet"


 
Peribahasa itu digunakan Shakespeare untuk menggambarkan pasangan Romeo dan Juliet yang tidak bisa bersatu hanya karena pasangan itu memiliki nama belakang dua keluarga yang sudah bermusuhan selama bertahun-tahun.

Untuk urusan nama memang ada yang menanggap itu penting dan ada juga yang menganggap tidak penting. Nama merupakan pemberian dari kedua orangtua saat kita lahir. Tentunya setiap orangtua membuatnya dengan penuh pengharapan bahwa kelak setelah besar bayi yang diberinya nama akan menjadi yang terbaik sesuai dengan namanya itu.

Seperti yang sedang terjadi di keluarga saya belakangan ini. Adik perempuan saya baru saja melahirkan bayinya tiga minggu lalu. Minggu depan rencananya akan dilangsungkan aqiqah serta pemberian nama untuk sang bayi. Tidak hanya orangtuanya yang sibuk, saya dan keluarga lainpun ikut sibuk mencarikan nama yang indah untuk bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu.

Sejak hamil adik saya itu senang sekali mendengar lagu-lagu band Vierra, sehingga berniat menamai anaknya dengan nama Kevin, nama salah seorang personil band itu. Sedangkan saya yang suka sekali dengan dunia fashion ingin keponakan saya itu diberi nama Calvin, yang berasal dari merk fashion dan parfum Calvin Klein. Ternyata nama itu ditolak oleh ayah sang bayi karena setelah dilihat di kamus bahasa, Calvin artinya adalah anak kecil berkepala botak. Adik saya pada akhirnya menamai bayinya dengan nama Kevin Ammar Islami. Nama indah yang berasal dari bahasa Inggris, Arab dan beberapa kata-kata dalam Al Quran.

Urusan nama juga mengingatkan saya pada teman sekelas sewaktu SD. Nama lengkapnya Sri Prihatiningsih. Diantara teman-teman dia termasuk yang paling sering absen karena sakit. Kejadian ini berlangsung hingga pada kelas tiga caturwulan I, setelah tidak masuk selama satu bulan karena demam lama (yang sekarang saya pikir diagnosanya mungkin demam thyfoid), teman saya itu kembali masuk dengan nama baru Nur Cahyani.

Waktu itu dia bercerita bahwa menurut orang pintar tempat dia berobat, nama lamanya kurang cocok dan secara makna memberi pengaruh buruk untuk dirinya sehingga dia sering sakit-sakitan. Nama baru pemberian si orang pintar yang artinya cahaya terang itu diharapkan orangtuanya membawa keberuntungan dan kesehatan baginya. Dan percaya tidak percaya sejak saat itu dia memang tidak pernah lagi absen karena sakit.

Nama lengkap saya sendiri adalah Shirley Yulianti Rossa Darliana Darniwan. Nama itu didapat dari gabungan berbagai hal yang berhubungan dengan kedua orang tua saya. Shirley berasal dari nama Sally Ride seorang angkasawan wanita AS pertama yang mendarat dibulan, juga berasal dari nama Shirley Maclaine seorang aktris wanita peraih piala Oscar pertama. Ayah dulu berharap kelak bila putrinya ini besar bisa menjadi wanita yang cantik sekaligus cerdas seperti kedua wanita yang bernama diatas.

Yulianti  berasal dari kata Juli, bulan kelahiran saya. Rossa yang artinya mawar dianggap ayah mewakili nama bayi perempuan yang seharum bunga mawar. Sedangkan Darliana sendiri merupakan gabungan dari nama ayah Darniwan dan ibu Emalia.

Secara keseluruhan artinya adalah Putri Bapak Darniwan dan Ibu Emalia yang lahir dibulan Juli dengan wajah cantik,otak yang cerdas, dan seharum bunga mawar. Hmm..nama panjang yang sangat indah kan. Namun cukup membebani. karena secara tidak langsung nama yang indah akan menjadi penilaian seseorang pada tingkah laku kita. Tentunya sangat menyenangkan apabila melihat seseorang dengan nama indah yang serasi dengan tingkah laku dan prestasi yang dicapainya kan?

Untuk saya sendiri nama yang indah tidak terlalu penting. sejak kecil saya sudah memiliki berbagai panggilan yang seringkali tidak berhubungan dengan nama asli. Dari mulai Eneng (nama panggilan anak perempuan sunda), Olly, Ry, Sherry, dan lainnya. Bahkan sejak lulus dan bekerja sebagai dokter, telinga saya sudah sangat akrab dengan panggilan satu suku kata "Dok" yang mewakili kata dokter.

Lagipula nama yang sangat panjang itu terkadang sedikit merepotkan saat melakukan registrasi akun beberapa situs di Internet. Karena nama yang biasa disediakan hanya dua: nama diri dan nama keluarga. Oleh karena itu biasanya saya hanya menggunakan nama Shirley Yulianti saja untuk mempermudah registrasi.

Kelak nama belakang saya itu juga akan berubah apabila menikah, disesuaikan dengan nama suami nanti. Nah, untuk urusan pemilihan nama suami, tentunya nama menjadi sesuatu yang sangat penting, bukan dari rangkaian huruf pembentuk namanya, tetapi pribadi si pemilik nama. Siapapun kelak nama yang akan mengubah nama belakang saya tentunya ia harus seseorang yang setulus hati mencintai dan menyayangi saya. Setuju 'kan? ^.<